Review Film Terbaru Marvel ‘Thor: Love and Thunder’

Review Film Terbaru Marvel ‘Thor: Love and Thunder’ post thumbnail image

Thor: Love and Thunder merupakan film dengan jalan cerita yang ringan dan di selingi oleh adegan lucu. Film ini juga memberikan angin segar di tengah fase empat MCU yang semakin terasa menjemukan. Di edisi ini, Taika Waititi di percaya untuk menukangi film solo Thor setelah sukses dengan Thor: Ragnarok di tahun 2017.

Ia juga tidak ragu mengulang formula suksesnya Ragnarok, yaitu dengan memberikan unsur komedi yang mendominasi. Jurus jitu ini di gunakan dan terbilang sukses sehingga Thor: Love and Thunder jadi film yang menyenangkan.

Namun, pengulangan tersebut membuat film ini tak bisa mengungguli pendahulunya. Seri ke empat ini juga membuktikan kalau pendekatan baru di butuhkan kalau mau melampaui suksesnya Ragnarok. Di luar itu, pengalaman menonton Thor 4 masih tetap menyenangkan berkat aspek lainnya seperti komedi dan juga fokusnya yang menyoroti perjalanan hidup Thor Odinson.

Sang dewa juga di buat lebih humanis seperti saat ia bergulat dengan dirinya yang merasa tak layak mengemban tugas sebagai Dewa bagi bangsa Asgard dalam Ragnarok. Ia kini masih menyimpan berbagai kerapuhan di balik predikat dewa yang tersemat dalam dirinya.

Sisi yang rapuh tersebut lalu di pilih sebagai bagian utama dari plot cerita, yaitu mengenai proses Thor dalam menemukan jati diri. Penggambaran itu tak pelak membuat cerita sang Dewa justru jadi terasa dekat bagi penonton.

Kehidupan Thor yang di selimuti gundah gulana lalu sukses menggaet atensi penonton untuk tetap fokus mengikuti cerita. Alurnya seolah hanya bermodal satu garis lurus yang juga memudahkan Waititi dalam menyelipkan adegan lucu dan menyuguhkan aspek audio visual yang menawan.

Review Film Terbaru Marvel ‘Thor: Love and Thunder’

Secara visual, Thor: Love and Thunder punya segudang pengambilan gambar cantik yang memanjakan mata. Begitupun dengan pemilihan soundtrack pada beberapa adegan kunci di film ini. Lagu hits Guns N’ Roses yang sudah lama digembar-gemborkan oleh sutradara dan para pemeran nyatanya sukses memenuhi ekspektasi penggemar. Penempatannya pun tak asal-asalan sehingga berhasil memperkuat emosi sejumlah adegan.

Film ini juga makin komplit dan memuaskan berkat penampilan gemilang dari Christian Bale sebagai villain. Bale di sini memerankan Gorr the God Butcher, yaitu makhluk yang di khianati oleh Dewa Rapu dan berambisi membasmi seluruh dewa dewi di seluruh semesta.

Karakter tersebut berhasil di eksekusi dengan nyaris sempurna pada semua lini. Dari fisiknya pun ia rela menurunkan berat badan cukup drastis demi peran ini. riasan serta prostetik juga mendukung transformasinya sebagai Gorr. Wujudnya di sini jauh berbeda dengan peran lainnya. di mana kulitnya putih pucat dengan tubuh yang sangat kurus.

Transformasi tersebut di sempurnakan dengan acting range nya yang luas. Gorr sebagai makhluk pendendam bengis yang menyimpan trauma besar bisa di lihat dari gestur dan tutur katanya. Terornya juga mengerikan setiap kali ia muncul. Nuansa komedi yang ringan seolah berbalik jadi horor saat ia muncul.

Hal ini juga menjadi penyeimbang untuk film. Bukan Cuma menyenangkan namun juga ada sedikit ketegangan di dalam cerita. Namun sayang porsi karakter gorr masih terlalu sedikit. Sang vilain sebenarnya punya peluang untuk mendulang lebih banyak simpati penonton karena latar belakang yang emosional.

Taika Waititi juga seperti melewatkan kesempatan untuk menggambarkan bagaimana perjalanan Gorr sebagai sang penjagal Dewa.

Namun, Thor 4 tetap saja memberikan pengalaman menonton film MCU yang belakangan ini hilang. Film ini seperti membawa kembali penonton ke masa MCU yang dipenuhi film solo superhero tanpa banyak embel-embel crossover atau cerita yang kompleks. Kalau kamu, suka gak dengan film ini?

Related Post